Tomohon — Kota Tomohon, yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, memiliki kekayaan budaya yang erat kaitannya dengan tradisi suku Minahasa. Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk ber-etnis Minahasa, budaya dan adat istiadat di Tomohon tidak hanya terlihat pada pola kehidupan sehari-hari, tetapi juga dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan yang terus dilestarikan. Pola kehidupan masyarakat yang erat dengan ikatan kekeluargaan dan kekerabatan ini menjadi ciri khas dalam kehidupan masyarakat Tomohon hingga saat ini.
a. Mapalus: Budaya Gotong Royong yang Tak Lekang oleh Waktu
Salah satu nilai budaya yang sangat dijunjung tinggi di Tomohon adalah budaya Mapalus, yang berarti bekerja bersama dan saling membantu. Konsep Mapalus ini tidak hanya terlihat pada kegiatan sosial sehari-hari, tetapi juga dalam berbagai upacara adat dan acara-acara keagamaan. Semangat gotong royong yang terkandung dalam budaya Mapalus sudah mengakar kuat di kalangan masyarakat Tomohon, meskipun beberapa aspek dari tradisi ini, seperti alat musik tiup tradisional untuk memanggil kelompok, perlahan mulai terkikis oleh modernisasi .
Masyarakat Tomohon masih merasakan pentingnya sikap saling membantu dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Meskipun ada perubahan akibat perkembangan zaman, nilai-nilai Mapalus tetap menjadi bagian integral dari kehidupan sosial masyarakat di Kota Tomohon.
b. Syukuran: Upacara Rutin untuk Mengucapkan Terima Kasih
Selain budaya Mapalus, syukuran juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Tomohon. Setiap tahun, di setiap kecamatan dan kawasan, diadakan upacara syukuran yang biasanya dikaitkan dengan upacara keagamaan. Upacara ini dilaksanakan di gereja-gereja di setiap kawasan sebagai bentuk rasa syukur atas segala berkat yang telah diterima dalam setahun .
Upacara syukuran di Tanah Minahasa memiliki kemiripan dengan upacara "Thanksgiving" di Amerika Serikat. Masyarakat Tomohon mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas hasil bumi dan segala anugerah yang telah diberikan sepanjang tahun. Kegiatan ini juga mempererat hubungan antarwarga dan menumbuhkan rasa kebersamaan di masyarakat.
c. Naik Rumah Baru: Tradisi Adat yang Masih Dilestarikan
Salah satu upacara adat yang masih dipraktikkan hingga kini adalah “Naik Rumah Baru”. Upacara ini dilakukan ketika seseorang atau sebuah keluarga akan menempati rumah baru. Tradisi ini memiliki kaitan erat dengan bentuk rumah tradisional Minahasa yang berbentuk rumah panggung. Dalam tradisi ini, masyarakat akan melakukan upacara syukuran sebagai tanda rasa syukur dan permohonan berkah atas tempat tinggal baru yang akan dihuni.
d. Tari Perang Kabasaran: Tarian Perang yang Melambangkan Semangat Juang
Tari Perang Kabasaran merupakan salah satu warisan budaya Minahasa yang sangat terkenal di Kota Tomohon. Tarian ini menggambarkan semangat juang dan keberanian, di mana sekelompok pria mengenakan pakaian adat perang Minahasa dan menari dengan penuh semangat. Meskipun sering disebut juga dengan nama Cakalele, tarian ini merupakan tarian perang khas Minahasa yang dipertunjukkan dalam berbagai acara adat, pawai, dan penyambutan tamu-tamu penting .
Tari Kabasaran menjadi simbol semangat kekuatan dan perjuangan masyarakat Minahasa, terutama di Kota Tomohon. Tarian ini juga menjadi salah satu daya tarik budaya yang memperkenalkan keberagaman budaya Minahasa kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.
e. Musik Kolintang dan Musik Bambu: Alunan Tradisional Minahasa
Musik Kolintang dan musik bambu adalah dua jenis musik tradisional yang sangat terkenal di Tomohon dan Sulawesi Utara. Kolintang adalah alat musik tradisional yang dimainkan oleh sekelompok orang, biasanya terdiri dari 5 hingga 6 orang. Alat musik ini memainkan irama dan melodi yang sering digunakan untuk mengiringi lagu daerah atau dimainkan sebagai musik instrumental saja .
Sementara itu, musik bambu adalah jenis musik yang menggunakan bambu sebagai alat musik utama. Satu regu musik bambu biasanya terdiri dari 30 hingga 40 orang, atau bahkan lebih. Musik bambu Minahasa telah dikenal luas dan sering diundang untuk tampil di berbagai acara di luar Sulawesi Utara. Kedua jenis musik ini menunjukkan kekayaan seni tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Tomohon.
f. Bahasa: Keanekaragaman Bahasa Daerah Minahasa
Selain bahasa Indonesia yang menjadi bahasa utama komunikasi, masyarakat Tomohon juga menggunakan berbagai bahasa daerah Minahasa. Kota Tomohon, yang termasuk dalam wilayah etnis Tombulu, mayoritas menggunakan bahasa Tombulu dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di Minahasa terdapat sekitar delapan jenis bahasa daerah yang digunakan oleh berbagai etnis, seperti Tountemboan, Toulour, dan Tombulu .
Meskipun bahasa Indonesia digunakan dalam komunikasi formal, bahasa daerah tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya Minahasa. Selain itu, sejumlah warga, terutama yang lebih tua, masih menguasai bahasa Belanda sebagai dampak dari pengaruh penjajahan Belanda dan pendidikan masa lalu, meskipun penggunaan bahasa ini semakin berkurang seiring berjalannya waktu.
Budaya Kota Tomohon yang Tetap Terjaga di Era Modern
Masyarakat Kota Tomohon telah mampu menjaga dan melestarikan tradisi serta budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Walaupun modernisasi dan perkembangan zaman membawa perubahan dalam pola kehidupan, budaya-budaya seperti Mapalus, syukuran, tari Kabasaran, dan musik tradisional tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat Tomohon.
Melalui pelestarian tradisi ini, Kota Tomohon tidak hanya menjaga identitas budaya Minahasa tetapi juga menjadikannya sebagai daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan domestik dan internasional. Dengan terus mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan semangat kekeluargaan, masyarakat Tomohon tetap berusaha mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi yang semakin pesat.
Komentar